Please enter subscribe form shortcode

admindwilab November 12, 2024 No Comments

Cara membedakan golongan obat melalui logo

Saat ini, banyak orang cenderung memilih untuk membeli obat secara mandiri di apotek untuk mengatasi gejala penyakit ringan seperti pusing, nyeri, demam, batuk, pilek, dan diare sebelum memeriksakan diri ke dokter. Fenomena ini dikenal dengan istilah swamedikasi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami penandaan yang terdapat pada kemasan obat. Setiap logo yang tertera pada kemasan obat memiliki arti yang berbeda dan menunjukkan golongan obat tertentu. Sayangnya, tidak semua orang menyadari atau memahami simbol-simbol tersebut.

Mengonsumsi obat dengan cara yang benar merupakan langkah penting dalam upaya mencapai kesembuhan. Salah satu cara untuk memastikan keamanan obat yang dikonsumsi adalah dengan mengetahui logo pada kemasan. Selain mencantumkan informasi mengenai kandungan dan cara penggunaan, produsen farmasi juga menyertakan logo khusus yang berfungsi sebagai kode untuk mengidentifikasi jenis obat. Setiap logo memiliki makna yang berbeda dan memberikan informasi penting mengenai keamanan penggunaan obat tersebut. Menurut Binti Muzayyanah, kode logo ini menggolongkan obat berdasarkan kegunaan dan tingkat keamanannya.

Membedakan golongan obat melalui logo pada kemasan adalah langkah penting untuk memastikan penggunaan obat yang aman dan efektif. Di Indonesia, setiap golongan obat memiliki simbol atau logo tertentu yang memberikan informasi mengenai status dan cara penggunaannya. Berikut adalah penjelasan mengenai logo-logo tersebut.

Golongan obat itu berdasarkan logo ada 4 :
1. Obat bebas

Obat dengan kemasan bertanda lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam menandakan obat bebas. Obat Bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tempat penjualan di warung, supermarket, apotek, toko obat berijin. Contoh obat bebas yaitu : paracetamol, antasida, dan tablet tambah darah.

2. Obat Bebas terbatas

Obat dengan kemasan yang memiliki tanda lingkaran berwarna biru dan garis tepi berwarna hitam ini sebenarnya termasuk ke dalam obat keras, namun dapat kita peroleh tanpa resep dokter. Penggunaan obat dengan simbol ini harus cermat, sesuai aturan dalam kemasan, dan lebih baik jika dengan resep dokter. Inilah alasan mengapa bernama obat bebas terbatas.

Contoh obat yang termasuk ke dalam logo obat bebas terbatas ini adalah: acetylcysteine, cetirizine, loratadine, bromhexine, ibuprofen dan ranitidine.

Selain memiliki tanda khusus lingkaran biru, terdapat juga tanda peringatan aturan pakai obat. Ini karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu, penggunaannya aman untuk pengobatan sendiri.

3. Obat Keras

Arti logo obat dengan tanda lingkaran berwarna merah dan garis tepi berwarna hitam dan huruf K yang menyentuh garis tepi adalah obat keras. Ini adalah obat yang perlu mendapatkan resep dari dokter. Contoh obat keras adalah amoxixilin, dexamethasone, amlodipine, meloxicam, simvastatin, asam mefenamat. Kemasan dengan logo obat keras sebaiknya berdasarkan resep dokter mengingat efeknya yang dapat merusak sistem pada tubuh tertentu jika penggunaannya dengan cara yang tidak tepat.

4. Obat Narkotik dan Psikotropik

Obat narkotika ditandai dengan simbol lingkaran berwarna putih dan garis tepi berwarna merah dan gambar ‘Palang Medali Merah’ dalam lingkarannya. Penggunaan obat ini hanya berdasarkan resep dari dokter yang ditandatangani dan nomor izin praktik dokter pada resep tersebut, dan tidak dapat menggunakan salinan resep. Obat-obat narkotika atau psikotropika dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) pada penggunanya, sehingga pemakaiannya memerlukan pengawasan dengan ketat sesuai anjuran dan kebutuhan. Selain itu, jenis obat ini juga dapat mempengaruhi susunan saraf pusat dan mempengaruhi tingkah laku serta aktivitas pada tertentu. Contoh obat narkotika adalah : Codein dan MST.

Sebagai konsumen yang cerdas, penting untuk memahami perbedaan golongan obat melalui logo yang tertera pada kemasannya. Dengan mengenali logo-logo ini, kita dapat memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan memastikan keamanan penggunaan produk tersebut. Informasi ini tidak hanya membantu dalam memilih produk yang tepat, tetapi juga membantu mendukung praktik kesehatan yang lebih aman dan bijak. Selalu pastikan untuk membaca label dengan seksama dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika perlu. Dengan begitu, kita dapat menggunakan obat secara optimal dan bertanggung jawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *